6cc8f979 99f6 486a ae54 dc21fcfcd8fe 2


 

Press Release (IDEP-Media) Tuabatu – Talaud, kegiatan Hari Bumi, Jumat – 20 April 2018

Hari Bumi“ yang jatuh pada tanggal 22 April setiap tahun diperingati oleh segenap umat manusia penghuni bumi, dengan segala aktivitas yang menunjang keberlanjutan dan kelestarian bumi. Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk pulau terluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan wilayah Hutan Lindung dan Suaka Margasatwa sebagai penopang keberlanjutan kehidupan di pulau tersebut. Sayang, pengelolaan alam yang kurang tepat sejak tahun 1972 mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati yang berdampak ke masyarakat. Hingga saat ini, ketergantungan pertanian masyarakat terhadap bahan kimia menjadi tolak ukur yang sangat mengancam keberlanjutan ekosistem dan sekaligus mengancam keaslian pulau.

5eafe8d9-ed7d-413a-808e-57c030470010-2
5eafe8d9-ed7d-413a-808e-57c030470010-2
70b04a07-47f2-4a7c-8853-70e575553e43-2
70b04a07-47f2-4a7c-8853-70e575553e43-2
72c957a5-d800-494a-bfce-4cb520f17882-2
72c957a5-d800-494a-bfce-4cb520f17882-2

 

Melihat hal tersebut di atas, Yayasan IDEP Selaras Alam, lembaga nirlaba yang didukung oleh Critical Ecosystem Partnership Fund dan Burung Indonesia dan telah melaksanakan kegiatan pendampingan sejak tahun 2016 hingga saat ini beserta Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara, melangsungkan sebuah kegiatan akbar yang bertajuk “Menjaga Pesona Alam Bumi Porodisa“. Kegiatan ini diisi dengan penanaman pohon konservasi, diskusi mengenai lingkungan hidup, lomba dan kuis “Sampiri” yang menyebutkan nama Pohon tidur, Pohon Pakan, dan Pohon bermain  Burung Sampiri, pameran produk olahan organik, peningkatan kapasitas, dan kemping bersama.  Acara ini berlangsung di Desa Tuabatu, Kecamatan Tampan’amma, Kabupaten Kepulauan Talaud dan berlangsung sejak tanggal 20 hingga 21 April 2018. Dibuka oleh Bupati Kepulauan Talaud, Bapak Petrus Simon Tuange, S.Sos, M.Si, Beliau sekaligus menetapkan tujuh desa dari lima kecamatan yang ada di Pulau Karakelang yang berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Karakelang Utara dan Selatan sebagai “Desa Konservasi“ serta menandatangani Prasasti Desa Konservasi dari tujuh desa tersebut.

Pengertian desa konservasi merupakan desa yang memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang ada di desa dan sekitarnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dengan prinsip keberlanjutan, guna menjaga dan melestarikan kawasan konservasi. Desa-desa tersebut adalah Desa Ensem di Kecamatan Essang Selatan, Desa Ambela Kecamatan Melonguane, Desa Tuabatu Kecamatan Tampan’amma, Desa Bengel Kecamatan Beo, Desa Rae Selatan Kecamatan Beo Utara, Desa Dapihe, dan Desa Dapalan Kecamatan Tampan’amma.

0444be45-5665-497a-9a35-bed9901c82b9-2
0444be45-5665-497a-9a35-bed9901c82b9-2
ea783e31-4637-47b9-b7d1-c25abced99e7-2
ea783e31-4637-47b9-b7d1-c25abced99e7-2
f8c28d1c-d203-4f51-ae76-3a6f774c6829-2
f8c28d1c-d203-4f51-ae76-3a6f774c6829-2

 

Pada kesempatan tersebut Bapak Bupati juga mencanangkan Burung Sampiri (eos histrio talautensis) sebagai maskot Kabupaten Kepulauan Talaud serta mencanangkan Gerakan Penggaraman areal tanaman kelapa, dalam upaya mengurangi penggunaan pestisida kimia dalam penanggulangan hama Sexava. Apresiasi yang sangat tinggi diberikan oleh masyarakat atas perhatian serta dukungan dari Bupati Kepulauan Talaud, Bapak Petrus Simon Tuange, S.Sos, M.Si., pada setiap gerakan menyelamatkan dan melestarikan bumi, guna keberlangsungan kehidupan alam ini, terutama dalam mewujudkan Talaud Lestari dan menjaga pesona alam bumi Porodisa.


Salam Porodisa Satu Hati untuk Talaud Lestari